Jual Beli Buku Amaliah Ramadhan Diduga Libatkan K3S

SUARASELATAN, TAKALAR – Transaksi jual beli buku Amaliah Ramadhan bukan lagi rahasia umum, tapi merupakan ruang bisnis yang teragenda setiap tahunnya. Bisnis berpenghasilan pasti ini tak merugikan siswa, tapi lebih pada siasat oknum mengais untung lewat biaya operasional sekolah (BOS). Kamis (20/3/2025).

Artinya, proses terstruktur dalam jajaran Dinas Pendidikan ini menjadikan momen Ramadhan untuk mengais reski berlebihan dengan membebani BOS.

Bacaan Lainnya

“Pemeran utama transaksi buku Amaliah Ramadhan, ada di Kelompok Kerja Kepala Sekolah,” ujar sumber layak percaya disalah satu sekolah.

Informasi dari sumber yang jelas menggambarkan, buku Amaliah Ramadhan semestinya dijual sekitaran harga Rp7..250 per-exemplarnya saja tapi faktanya dijual dengan harga jauh lebih tinggi yakni Rp13.500 hingga Rp15.000 per-exemplarnya.

Dari selisih harga dasar kisaran jualan Rp7.250 sudah mengais untung lebih dari modal atau harga buku yang sesungguhnya. Hal tersebut jelas merugikan anggaran negara, apalagi jika dibandingkan dengan harga normal yang ditemukan di platform belanja online seperti Shopee, yang menjual buku tersebut dengan harga sekitar Rp 5.250. Markup harga yang signifikan ini memunculkan kecurigaan akan adanya praktik korupsinya.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) PERAK yang memiliki kepedulian sosial dan anti korupsi menegaskan, pihaknya akan menelisik dugaan persekongkolan terstruktur dan merugikan APBN melalui dana BOS.

“Kalau K3S yang terdepan atau sebagai pemeran utama dalam kontes jual beli buku Amaliah ini, maka akan kami perhadapkan mereka di kantor Polda atau Kejati,” tegas Devisi pelaporan Perak via celular.

Sekedar diketahui, pihak Kepala Sekolah (Kepsek) mengaku hanya mendapatkan Rp1.000 per-examplarnya dari nilai jual Rp15.000. “Kami hanya dikasih Rp1.000 per-exp,” ungkap salah satu Kepsek.(K7/*)

Pos terkait