TAKALAR, SUARASELATAN – Hajra, seorang pedagang di Pasar Sentral Takalar, mengungkapkan mendapatkan tawaran uang untuk mendukung salah satu paslon yang diduga dari tim pasangan calon nomor 2, Syamsari Kitta – Natsir Ibrahim, dalam pilkada Takalar.
Tawaran tersebut datang tak lama setelah Hajra mengikuti edukasi dari Badan Pengawas Pemilu, Takalar mengenai larangan politik uang dalam pemilu.
Hajra mengaku terkejut ketika salah satu anggota tim kampanye Syamsari Kitta – Natsir Ibrahim mendatangi dirinya dan menawarkan uang, kalau kartu keluarganya diberikan ke mereka dan masing-masing anggota keluarga akan diberikan uang sebesar Rp.200.000,-.
“Baru pi ini ada Bawaslu sosialisasi bahas politik uang dan tiba-tiba tim dari Syamsari Kitta – Natsir Ibrahim menawarkan uang. Ini sangat mengecewakan,” ungkap Hajra.
“Manna nia teakma. Wattunna moterang ajjiku, H. Hengky ji yang datang”. Tambahnya.
Lebih lanjut, Hajra juga mengungkapkan rasa kecewanya terhadap kinerja Syamsari Kitta selama menjabat sebagai Bupati Takalar, yang kurang memperhatikan kondisi pedagang dan pasar.
“Sejak dia menjabat sebagai bupati, tidak ada perhatian dengan kondisi pasar. Ini jalanan di sekitar pasar rusak, bangunan tidak memadai, dan bahkan pasar yang kumuh dan kotor sekali nampa sangnging pungutanji napala,”. Keluh Hajra.
Hajra berharap perubahan besar dapat terjadi di bawah kepemimpinan calon nomor satu, Daeng Manye – Hengky Yasin.
“Saya berharap Daeng Manye dan Hengky Yasin bisa membawa perubahan yang lebih baik dan berpihak kepada pedagang, memperbaiki kondisi pasar dan memberikan perhatian lebih kepada masyarakat”. tambahnya.
Bawaslu diharapkan dapat terus mengawasi praktik politik uang dan menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi untuk memastikan pemilu berjalan dengan adil dan transparan.(*)