Program Powere Doktor dari Universitas Manchester Lakukan Penelitian di Desa Rewataya

SUARASELATAN.com, Takalar Harapan tanpa batas bagi warga masyarakat Desa Rewataya Kecamatan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar untuk dapat melangsungkan hidup sejahtera tak pernah luntur.

Dengan kondisi saat ini masyarakat Desa Rewataya yang belum dapat terpenuhi kebutuhan dasar sebagaimana yang dirasakan masyarakat desa lainnya menjadi perhatian pemerintah dan pemerhati lingkungan.

Bacaan Lainnya

Hari Phlawan Nasional

Hari Sumpah Pemuda

Hari Phlawan Nasional

Sehubungan dengan itu beberapa doktor dari berbagai universitas ternama baik dalam negeri maupun dari luar negeri tertarik untuk melakukan penelitian dan tindak lanjut untuk memberikan solusi dari persoalan yang dialami warga Desa Rewataya.

Kita ketahui bersama bahwa Desa Rewataya sampai saat ini dikarenakan faktor letak geografis menyebabkan tidak terpenuhinya Listrik dan Air tawar. Selama ini warga hanya menggunakan sumber penerangan dari genzet desa yang menyala selama 4 jam perhari yaitu mulai jam 6 sore sampai jam 10 malam itupun terkadang kalau gensetnya rusak masyarakatpun harus merasakan gelapnya malam. Pemerintah kabupaten sudah melakukan upaya dengan memberikan bantuan PLTS super sun yang jumlahnya masih sangat terbatas yaitu khusus untuk fasilitas umum namun Bupati Takalar saat ini tetap mengajukan untuk warga secara menyeluruh.

Selain persoalan Listrik desa rewataya juga krisis air tawar dikarenakan tidak ada sumber air tawar di pulau tersebut., masyarakat harus mengambil air lintas desa atau ambil di daratan Takalar lama walau sedikit legah saat musim hujan dengan menggunakan Tandong sebagai penampung air hujan.

Dengan kondisi ini, selain Doktor Bardly dari Universitas Manchester Inggris juga ada Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Hasanuddin Makassar, mereka tergabung dalam program Powere dan didampingi Yayasan Care Indonesian melakukan penelitian sekaligus tindak lanjut melalui kegiatan yang bisa mengeluarkan persoalan listrik dan air tawar bagi warga desa rewataya.

“Betul itu maksud dan tujuan peneliti setelah kami bincang2 dan Insya Allah dengan keberhasilan program yang akan dilakukan di desa rewataya, itu akan dijadikan percontohan di seluruh dunia yang mempunyai persoalan yang sama di desa rewataya” ungkap Rustam Sila Pj.Kepala Desa Rewataya saat diwawancarai awak media.

“Dan ini juga tidak lepas dari peran pemerintah kabupaten dalam hal ini Bupati Takalar yang selalu memberikan dukungan dalam penanganan persoalan listrik dan air di desa kami termasuk membukakan jalan bagi pemerhati baik dari dalam maupun dari luar negeri seperti program Powere saat ini”, tambahnya.

Salah satu warga Rewataya Dg.Late juga mengungkapkan “Kami sangat senang khususnya kepada bapak bupati yang semakin menaruh perhatian kepada kami yang ada di pulau dalam hal penganan persoalan listrik dan air, dan memang itulah harapan kami selama ini semoga kedua persoalan itu bisa teratasi”

Untuk diketahui bahwa program Powere ini diperkirakan berlangsung lama dengan rentang waktu 3 sampai 9 bulan dan akan terus melakukan pendampingan selama 3 tahun ke depan di desa rewataya, dan dampak kegiatan akan berimbas juga ke sebagagian wilayah desa Minasa Baji dan Balangdatu. Semoga apa yang menjadi persoalan kesejahteraan warga rewataya bisa teratasi dengan adanya program Powere.(*)

Pos terkait